Kesehatan tanaman jahe menjadi pengetahuan baru mengenai hampir selesainya perbaikan Rumah Kreasi Bersama (RPB) Jahe di Kota Jonggon Jaya, Kawasan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, memberikan dorongan dan semangat yang sangat diperlukan bagi para petani jahe. Justru yang menjadi klarifikasi, beberapa waktu lalu, semangat para petani jahe sedang mengantuk mengingat harga jahe yang anjlok dan penyakit yang belum ditemukan obatnya.
Pembangunan rumah kreasi bersama produk jahe di Kota Jonggon Jaya Distrik Loa Kulu telah mencapai 90% dan ditargetkan dapat digunakan pada pertengahan tahun 2023. Poin Tertinggi dari Pleasing Help menyampaikan bahwa di dalam rumah penciptaan sebenarnya ada dua desain, satu untuk penciptaan dan yang lainnya untuk mesin penciptaan. Hingga saat ini perkembangannya pada dasarnya sudah selesai, tinggal sedikit penyelesaian yang tersisa.
Kehadiran RPB ini telah membangkitkan semangat para petani jahe setempat. Setelah harga jahe turun dan penyakit menyebabkan ketidakpuasan hasil tanaman. Terlepas dari itu, dengan hadirnya RPB ini, energi petani kembali tumbuh. Saat ini, beberapa petani mulai bergairah untuk kembali bercocok tanam. Beberapa petani bahkan sudah mulai membuka lahan untuk menanam jahe. Selain awal musim yang penuh gejolak setelah musim kemarau panjang yang lalu.
Kepala Suku Ajarkan Warga Kesehatan Tanaman Jahe
Kepala suku mengatakan beberapa petani sudah mulai membuka lahan untuk mengatasi kesehatan tanaman jahe dalam Desa Jonggon Jaya. Didekati dengan curah hujan yang mulai turun menyusul dilanda musim kemarau selama beberapa bulan terakhir. Dengan RPB jahe ini, Kholil ingin menggerogoti perekonomian petani jahe di kotanya. Begitu pula dengan Kota Jonggon Jaya yang dikenal sebagai salah satu kecamatan penghasil jahe terbesar di Kukar.
Yang pasti saat ini pesanan masih dalam jalur, bagi pembeli sebagai obat penawar rasa sakit, saat ini kami sedang meneliti berapa jumlah yang dibutuhkan, dan kami akan berusaha untuk fokus terlebih dahulu mana yang bermanfaat bagi lingkungan. Selain itu, jahe dijual dalam bentuk minyak dan bubuk yang dikirim antar pulau atau ditukar. Untuk 1,5 ton bubuk, 150 kg bubuk jahe akan digunakan untuk kopi, teh jahe, dan lain sebagainya.
Selain pola cuaca yang mulai membaik, Organisasi Peternakan dan Peternakan Kukar (Distanak) juga menggairahkan tenaga petani jahe, khususnya dengan mengirimkan 10 ton bibit jahe. Kholil yakin, rumah kreasi jahe ini akan segera selesai dan bisa dikerjakan dengan cepat. Sehingga dapat menangani bantuan otoritas publik dan perekonomian petani di Jonggon Jaya.
Karena meletakkan jahe juga sangat sulit untuk benar-benar dibidik. Ia menambahkan, rumah kreasi bersama ini nantinya akan disutradarai oleh Anugerah Jonggon Lestari yang ramah di Kota Jonggon. Selain itu, untuk pengembangan baru kedepannya juga bisa dibuat berbagai macam produk, misalnya kunyit bubuk dan serai wangi. Hal ini menunjukkan bahwa minyak restoratif dapat dihasilkan dengan menggunakan tanaman biofarmasi.
Kami juga percaya bahwa para petani di Jonggon, khususnya yang saat ini sedang dalam tahap pertengahan penanaman jahe, bisa menjadi satu dengan berbagai petani. Karena jahe berumur hingga 1 tahun dan akan mengubah rencana tata letaknya. Jadi kami yakin nantinya Badan Budidaya akan mengedukasi warga sekitar juga Kepala Kota, untuk memenuhi beban suku cadang mentah.