Polusi plastik berkembang pesat di seluruh sistem organik bumi dan hal ini juga menimbulkan pesan yang mengganggu bagi umat manusia dan kehidupan liar. Hasil bagi kesejahteraan dan lingkungan hidup akan menjadi hal yang mendasar, kecuali jika kita mengatasinya, menurut laporan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun, terungkapnya mikroplastik dalam darah manusia menunjukkan perlunya gerakan meremas.
Para ahli PKM Jonggon Jaya menemukan partikel plastik minimal, yang ukurannya hanya seperseribu milimeter, pada hampir 80% dari 22 orang yang mereka coba. Plastik sekecil ini bisa masuk ke dalam tubuh dan bisa menempel di organ dasar kita. Potongan yang sangat kecil ini dapat melukai sel dan jaringan, menyebabkan penyakit seperti diabetes atau penyakit.
Sebagian besar tes darah mengandung plastik PET yang ditemukan di botol minuman, kemasan makanan, dan pakaian. 33% mengandung polistiren yang ditemukan dalam kemasan dan seperempat polietilen digunakan dalam kemasan plastik. Kadar dan jenis plastik telah berubah di kalangan masyarakat dan saat ini diperlukan lebih banyak survei.
Ilmu pengetahuan memperkirakan bahwa plastik diperkirakan akan hancur dalam waktu 400 tahun ke depan dan kemungkinan besar tidak akan pernah hancur. Data mengenai mikroplastik di lautan kita menunjukkan bahwa terlepas dari apakah produksi plastik telah berakhir pada tahun 2020 atau tidak, jumlah partikel tersebut akan mencapai hampir 1,5 juta metrik ton beratnya pada tahun 2050. Lautan, danau, dan sungai dapat mengandung energi sebesar dua kali lipat. proporsi pencemaran plastik pada tahun 2030, kata PBB.
Mikroplastik Penyebab Polusi Plastik Tersebar Ke Seluruh Dunia
Mikroplastik, yang dihasilkan melalui penguraian sebagian besar, telah menyebar ke seluruh dunia – dari lapisan kutub hingga Gunung Everest. Kita mengonsumsinya, makan dan meminumnya, dan anak-anak diperkenalkan pada tingkat fokus. Asosiasi minyak dan gas yang memasok barang-barang plastik telah memperoleh keuntungan hampir $3 miliar selama 50 tahun terakhir. Sumber energi yang tidak berkelanjutan dan industri petrokimia diperkirakan akan menghasilkan produksi plastik dan produksi ganda dalam 20 tahun ke depan.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa mikroplastik menarik mikroorganisme dan parasit penyebab penyakit, lalu memindahkannya dari darat ke laut. Mikroorganisme ini membahayakan kehidupan liar dan manusia, dan berakhir di air dan makanan kita. Untuk menghentikan hal ini, para ahli mengusulkan penggabungan saluran ke mesin cuci dan pengering pakaian, pengolahan angin puyuh dan air limbah yang lebih baik, dan menjaga upaya plastik agar tidak membawa mikroplastik ke lingkungan.
Namun, para penguji mengatakan hal ini akan berdampak besar pada masyarakat, organisasi yang dikelola negara, dan perusahaan yang tidak menggunakan plastik untuk melindungi lingkungan. Banyak merek besar yang mengurangi kemasan plastik dan mengubah keputusan. Plastik dipandang sebagai risiko yang sama besarnya dengan perubahan alam dan hasilnya adalah tawar-menawar PBB terhadap polusi.
Barang-barang standar seperti parasit, bahan tumbuhan, dan bahkan sutra menawarkan pilihan plastik yang berbeda, terutama dalam kemasan makanan dan barang. Apapun itu, PBB mengakui bahwa kita tidak bisa menggunakan kembali bahan-bahan tersebut begitu saja. Penurunan yang cepat dan perubahan industri diperlukan.
Seperti yang ditunjukkan oleh studi mikroplastik darah, perubahan itu seharusnya terjadi dengan cepat. Karena kecepatan kita menyesuaikan plastik ke dalam tubuh kita lebih cepat dibandingkan kecepatan kita melupakannya. Selain itu, hal ini memerlukan respons menyeluruh.